Friday, May 10, 2013
Pohon Sirsak
Halo!
Judul post kali ini 'pohon sirsak'. kenapa pohon sirsak jadi objek?
Jadi aku ingin menceritakan tentang si pohon sirsak yang tertanam di depan rumahku yang sudah memberi arti kesabaran dan Indah pada waktunya.
Di halaman rumahku ada sebuah pohon sirsak yang ditanam oleh papa dan mama sebelum mereka kembali ke Kalimantan. Setelah mereka kembali ke Kalimantan, pohon itu menjadi salah satu dari beberapa tanggung jawabku di kota Malang ini.
Pohon itu sudah memiliki 3 bunga saat papa dan mama mau pulang ke Kalimantan. Mama bilang "Vin, itu sudah ada 3 bunga. dirawat ya, supaya berbuah".
Aku merawat pohon itu dengan menyiraminya setiap hari, melihat bunga yang semakin besar membuatku semakin semangat merawat pohon sirsak ini. Daun-daun yang kecoklatan dibuang dan terus menyirami pohon ini setiap hari.
Suatu pagi, aku melihat-lihat perkembangan bunga tersebut dan mendapati salah satu bunga yang kelopaknya rontok, sehingga terlihat bagian dalam dari bunga tersebut. Bagian dalamnya itu berwarna coklat seperti kekeringan dan aku berpikir 'loh? bunganya kok mati? padahal sudah ku rawat, apa ada yang salah?'
Aku mulai tanya ke 'mbah google' tentang cara pertumbuhan buah sirsak dan si 'mbah' tidak bisa menjawab pertanyaanku saat itu karena hampir semua jawabannya adalah dari bunga kemudian tumbuh menjadi buah dan faktanya bunga pohon sirsak milikku rontok kelopaknya dan tersisalah 'sari'nya yang kering berwarna coklat.
Aku berpikir, 'oke, masih ada 2 bunga lainnya' dan aku pun terus merawat pohon tersebut.
Beberapa hari kemudian (mungkin sekitar 1 minggu) aku mendapati 2 bunga yang lainya itu juga mengalami kerontokan kelopak dan sama halnya dengan bunga yang pertama, yang tersisa hanyalah sari yang mengering dan yang lebih parah, sari yang mengering itu juga rontok. Aku mulai heran dan kesal. Kenapa? Apa yang salah dengan caraku merawat tanaman ini? apa ada cara khusus yang aku lewatkan?
Singkat cerita, aku menjadi sangat sibuk dengan banyak aktivitasku di luar rumah sehingga hampir-hampir tidak ada waktu untuk menyirami tanaman di pagi hari, tapi puji Tuhan saat itu adalah musim hujan yang hebat, jadi hampir setiap hari hujan kadang hujan turun dari pagi, berhenti sebentar kemudian hujan kembali di sore hari.
Bisa dianggap aku tidak mengurusi pertumbuhan dari pohon sirsakku lagi karena terlalu sibuk dan karena aku berpikir sudahlah mungkin memang tidak bisa berbuah, meskipun 1 sari yang kuanggap mengering itu masih ku tinggalkan di pohon itu (tidak ku cabut).
Singkat cerita lagi, setelah aku kembali dari Makassar (kan aku balik duluan tuh, baru besoknya papa dan mama datang ke Malang juga) Aku mendapati sari yang sebelumnya aku anggap kering itu mulai muncul sesuatu seperti bejolan di bagian bawahnya. Melihat itu aku seperti mendapatkan suatu harapan lagi kalau ini akan bertumbuh dan menjadi buah sirsak yang sejak lama ku nantikan itu.
Besok paginya saat aku ingin pergi ke kampus, aku melihat bejolan itu semakin membesar dan mulai terlihat akan ada buah yang tumbuh. Aku semakin bersemangat. Hari itu saat pulang kuliah aku kembali mengecek keadaan pohon tersebut dan melihat benjolan itu masih tetap bertumbuh. Pada malam itu papa dan mama sampai di rumah, awalnya aku ingin menunjukan bahwa pohon itu berbuah, tapi sepertinya sudah terlalu malam.
Keesokan harinya hari sabtu tanggal 27 April 2013, pagi-pagi aku bangun (oke, jangan dibayangkan terlalu pagi. Mungkin sekitar jam 6) aku keluar rumah dan mengecek pohon sirsak ku dan benjolan tadi sudah berubah menjadi buah kecil berduri lunak berwarna hijau dan saat melihat itu aku rasanya sangat senang. Jangan pikir aku alay, karena siapa yang tidak senang? Apa yang sudah kunantikan dan apa yang aku pikir sudah mati, ternyata masih bertumbuh dan yang lebih keren lagi saat aku mengecek seluruh pohon tersebut, aku melihat banyak sekali bunga-bunga buah sirsak yang bertumbuhan, mulai dari yang masih baru sampai ada yang sudah siap merontokan kelopaknya. Melihat itu aku mendapatkan sebuah 'kata-kata motivasi' dari Roh kudus yang bilang "Semuanya itu akan indah pada waktuNya."
Sambil tetap terkagum dengan bunga buah sirsak dan dengan kata-kata motivasi tersebut, aku merenungkan kata-kata tadi dan menyadari. "Iya ya? Memang saat itu sari tersebut seperti mati dan tidak bertumbuh, tapi dengan kesabaran (setidaknya aku tidak memotong sari tersebut dari pohonnya) ternyata sari itu masih bertumbuh dan membentuk buah dan benar, semuanya indah pada waktunya dan benar-benar tepat waktu. Saat papa dan mama datang lah sari tersebut membentuk buah dan itu sama artinya dengan aku berhasil merawat pohon tersebut hingga menghasilkan buah. Lagi pula, seandainya waktu itu buahnya sudah tumbuh mungkin tidak akan bertahan lama karena aku akan sangat sibuk dan tidak bisa merapikan pohonnya dari daun-daun yang mengganggu dan hama-hama semut, sedangkan sekarang karena ada papa dan mama, pohon tersebut sudah di rapikan dan dibebaskan dari segala jenis hama. Tuhan emang selalu tepat waktu. TOP banget deh pokoknya!"
Dari cerita tentang pertumbuhan buah sirsak ini aku mendapatkan beberapa hal penting :
1. Bertekunlah dalam pekerjaanmu (merawat pohon itu sebaik-baiknya)
2. Bersabarlah dalam pengharapan (meskipun sepertinya sari itu sudah mengering dan mati, jangan dicabut dulu dari pohonnya, lihat perkembangannya dulu)
3. Bersyukurlah atas segala berkat yang di berikan Tuhan (saat ternyata sari tersebut menjadi buah dan ternyata banyak bunga-bunga baru yang tumbuh, ingatlah itu bukan karena kuat gagah ku sendiri. Semua ada turut campur tangan Tuhan di dalamnya meskipun ini hanya tentang pohon sirsak tapi seandainya saat itu bukan musim hujan, mungkin saja pohon ini akan kekeringan dan mati)
4. Percaya bahwa segala sesuatu sudah ada waktunya dan sesuai dengan waktuNya (sari itu berubah menjadi buah sangat tepat waktu ketika papa dan mama datang, sehingga dapat menimbulkan rasa sukacita kepada kami sebagai si penanam dan menjadikan sukacita juga kepada ku sebagai si perawat)
Well, sekian dulu cerita tentang pohon sirsak ini. Semoga post ini bisa jadi berkat buat semua yang membacanya! YHBU :)
Monday, May 6, 2013
God is Good!
Kali ini aku akan bercerita tentang kebaikan Tuhan dalam keluarga ku, terutama kepadaku, melalui kesempatan yang Ia berikan untuk aku bisa bertemu dengan kedua orang tuaku, setelah 3 bulan tidak bertemu (mereka tinggal di Kalimantan, sedangkan aku di Malang). Aku dan kedua orang tuaku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bertemu di Makassar saat mengikuti YLC (YHS Leaders Conference)
Jadi, kemarin sebenarnya sama sekali tidak terpikir kalau papa dan mamaku akan ikut ke Makassar, saat mengetahui kalau aku dapat anugerah bisa berangkat ke Makassar, papa dan mamaku hanya berkata “baik-baik ya disana, nanti ceritakan pengalaman disana.” Kami sama sekali tidak merencanakan untuk bertemu.
Beberapa hari lagi papaku akan berulang tahun (13-04-2013), saat itu aku sedang duduk di meja makan dengan koko ku (di Malang, kalau tidak salah waktu itu tanggal 06-04-2013), kami memperbincangkan tentang hadiah untuk papa. Koko dan cicik ku sudah mempersiapkan kado (karena mereka sudah bekerja). Aku memikirkan kado apa yang bisa aku berikan untuk papa? Sambil bercanda dan berharap aku berkata “Andai aku sudah kerja, aku mau membelikan tiket untuk papa dan mama ikut ke Makassar.” Tanpa berpikir serius aku dan koko ku meneruskan makan dan mulai membicarakan hal lain.
Hari minggunya saat pulang ibadah, aku bertemu dengan temannya papa dan mama yang ada di Malang. Aku menyapa mereka dan mereka pun juga menyapa ku.
“Vina ikut ke Makassar kan?” ucap tantenya.
“Iya tante” sahutku sambil tersenyum
“Papa sama mama ga ikut?” ucap Omnya
“Engga om, di kalimantan aja. Sebenarnya mama pingin ikut sih, mau ke bili-bili tapi kalau dari Banjarmasin biasanya tiket mahal, terus nantinya disana juga bingung mau tinggal dimana. hehe”
“Itu loh vin, tante waktu menyewa mess dapat 2 kamar, coba kamu tanya mama mu siapa tau mau, kan tidurnya sudah jelas di mana, kalau cari tiket dari sekarang juga masih mungkin dapat yang murah” sahut tantenya dengan semangat.
Saat mendengar itu aku berpikir ‘yah tetap saja tidak mungkin, tapi apa salahnya bercerita pada papa dan mama tentang ini.’ Akhirnya setelah selesai berbincang dengan mereka, aku pun pulang. Sampai di rumah aku menelepon mamaku dan menceritakan tentang percakapan aku dengan teman mama tadi, kemudian mama bilang “coba kamu ceritakan ke papa.” (Saat itu papaku sedang di luar kota) Setelah itu aku menelepon papa dan kembali menceritakan hal yang sama. Papa Cuma berkata “ya, kita lihat dulu. Kalau ada berkat bisa aja nanti berangkat.” Perkataan itu membuatku semakin berpikir ini tidak mungkin, maka aku berkata pada papa “Iya, papa rundingkan sama mama ya, nanti kalau sudah ada keputusan, papa atau mama aja yang kasih kabar ke tantenya hehehe” kemudian papaku meng’iya’kan permintaanku tadi.
Beberapa hari kemudian aku kembali menelepon mamaku, selain menanyakan kabarnya, aku juga bertanya soal Makassar dan dengan sangat terkejut dan tidak lupa bersyukur mamaku berkata “ini sedang cari tiket murah dari sini ke Surabaya” ternyata, papa dan mamaku benar-benar merundingkan masalah ini, aku pikir mereka akan menganggap ini sebagai angin lalu dan menelepon temannya dan berkata “mau sih, tapi bagaimana ya? Mungkin lain kali” tapi ternyata tidak seperti itu yang terjadi. Tuhan bekerja luar biasa dalam pekerjaan papa, saat aku membawa kabar tentang Makassar itu, kantor papa mendapat banyak kerjaan dan itu sangat membantu untuk biaya keberangkatan.
Mengetahui mereka sedang berusaha mencari tiket murah aku pun juga turut mencari-cari tiket lewat internet, siapa tahu aku menemukan tiket dengan harga yang murah. Tapi sepertinya bukan aku yang menemukannya. Mereka menemukan yang lebih baik, tiket yang cukup murah langsung dari Banjarmasin ke Makassar tanpa harus ke Surabaya dulu.
Tuhan Yesus sungguh luar biasa, benar-benar ga ada yang mustahil buat Bapaku ini. Dia bisa melakukan segala sesuatu bahkan yang menurut manusia tidak mungkin. Dia mendengar hati anaknya dan memberikan yang terbaik tepat pada waktunya.
Saat aku mengetahui papa dan mamaku bisa berangkat ke Makassar, aku langsung terkagum dan berkata pada Bapaku “aku belum bisa membelikan tiket untuk papa dan mama, tapi Tuhan yang kasih berkat itu sehingga papa dan mama bisa berangkat, Thanks a lot God!”
Sekian ceritaku, semoga post ini bisa memberkati para pembaca ya!
Terimakasih sudah membaca! YHBU!
Subscribe to:
Posts (Atom)